Monday, May 28, 2012

Cara-cara Menilai Kondisi Kesehatan Orang dari Rambutnya

Rambut kepala bisa memberitahu kondisi kesehatan seseorang. Kondisi rambut mencerminkan sistem metabolisme manusia. Adanya ketidakseimbangan metabolisme bisa dianalisis dari kondisi rambut sebelum gejala penyakitnya muncul.

"Kekurangan atau kelebihan mineral selalu terlihat pertama kali pada rambut, baru kemudian pada tubuh. Hal ini disebabkan karena mineral berpindah dari jaringan atau organ lain ke rambut untuk mempertahankan kadar optimalnya di dalam darah," kata Dr Swati Majithia, pakar rambut dari pusat penelitian rambut dan kulit kepala 'Richfeel' seperti dilansir Times of India, Minggu (27/5/2012).

Sebanyak 21 jenis mineral dapat ditemukan melalui hair mineral analysis test (HTMA). Rambut mengandung protein dan mineral seperti besi, natrium, kalium dan kalsium. Dari rambut, dapat dilacak unsur-unsur seperti tembaga, mangan, seng besi, dan logam beracun seperti timbal, merkuri, kadmium, arsenik, aluminium.

Untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang, ada 3 kondisi rambut yang dapat diperhatikan:

1. Rambut normal namun sedikit berminyak
Rambut normal dan sedikit berminyak rentan memiliki benjolan kecil di kulit kepala. Benjolan ini umumnya terkait dengan stres dan tanda-tanda akumulasi racun dalam tubuh.

Untuk mencegah adanya benjolan yang disebabkan pembengkakan folikel, perbanyak mengkonsumsi makanan kaya antioksidan seperti teh hijau dan kacang kedelai. Lakukan aktifitas yang menenangkan seperti yoga dan meditasi.

2. Rambut kering
Rambut yang kering rentan dihiasi ketombe dan kepadatan rambutnya akan menurun dari waktu ke waktu. Kepadatan rambut menurun karena ketidakseimbangan hormon, kebiasaan makan yang buruk, kurang asupan air dan perubahan cuaca. Ketombe terjadi karena perubahan cuaca, jarang keramas atau kurang besih. Stres juga dapat menyebabkan ketombe.

Untuk mengatasinya, perbanyak asupan cairan dan makanan kaya zat besi seperti susu, bayam, dan hati. Perbanyak juga makanan kaya protein seperti daging tanpa lemak, ikan, unggas, telur, kacang, kacang, produk kedelai, kacang-kacangan dan susu.

Ketombe tidak bisa dihilangkan, tetapi dapat dikontrol. Gunakan shampo yang mengandung zat penghambat pertumbuhan sel seperti selenium sulfida atau pyrithione seng. Zat-zat ini akan mengurangi tingkat pertumbuhan sel lapisan terluar kulit kepala.

3. Rambut tipis dan berminyak
Rambut yang tipis dan berminyak umumnya berakhir dengan penipisan dan percabangan rambut serta memicu munculnya uban. Adanya uban yang terlalu dini merupakan tanda kekurangan autoimun dan bisa disebabkan oleh keturunan.

Perawatan kimia seperti rebonding, mengeriting dan mewarnai rambut juga dapat menyebabkan munculnya uban yang tidak wajar. Pemanasan berlebihan dapat membuat ujung rambut bercabang. Rambut bercabang hanya bisa diatasi dengan cara dicukur.

Penipisan rambut terjadi karena kekurangan zat besi, protein, seng dan Vitamin C. Jika rambut menipis, perbanyak makan sayuran berdaun hijau, biji rami, kacang kedelai, kenari dan Vitamin C. Jika tes darah menunjukkan ketidakseimbangan tiroid, gangguan endokrin, kekurangan gizi atau karena obat tertentu, rambut akan kembali normal setelah penyakit yang mendasari sembuh.

Penyebab paling umum kerontokan rambut pada wanita adalah androgenetic alopecia, yaitu kondisi genetik di mana rambut baru yang tumbuh semakin tipis. kebanyakan penipisan rambut terkonsentrasi pada bagian ubun-ubun. Kondisi ini dapat dimulai setiap saat setelah pubertas, tetapi seringkali makin terlihat selama dan setelah menopause.

Monday, May 21, 2012

Membuat Aplikasi Untuk Mengetahui Zodiak dengan VB 6.0

Kali ini saya akan berbagi ilmu tentang cara membuat Aplikasi untuk mengetahui zodiak seseorang dengan menggunakan Visual Basic 6.0

Langkah pertama buatlah Project dengan komponen :
1 DTPicker dan 3 TextBox
Berikan nama masing - masing komponen :
DTPicker1 = dtpLahir
Text1 = txtHari
Text2 = txtBintang
Text3 = txtShio

Lihat gambar dibawah :
Isikan kode :

Private Sub Form_Load()
    dtpLahir.Value = Now
    Call dtpLahir_Change
End Sub

Private Sub dtpLahir_Change()
    Dim a As String, b As String
    Dim c As String
    Dim d As String
   
    Dim tgl As Integer, bln As Integer, thn As Integer
    tgl = Format(dtpLahir.Value, "dd")
    bln = Format(dtpLahir.Value, "MM")
    thn = Format(dtpLahir.Value, "yyyy")
   
    'hari
    Select Case Weekday(dtpLahir.Value)
        Case 1: a = "Minggu"
        Case 2: a = "Senin"
        Case 3: a = "Selasa"
        Case 4: a = "Rabu"
        Case 5: a = "Kamis"
        Case 6: a = "Jum'at"
        Case 7: a = "Sabtu"
    End Select
   
    Select Case DateDiff("d", CDate("1/1/1900"), dtpLahir.Value) Mod 5
        Case 0: b = "Pahing"
        Case 1: b = "Pon"
        Case 2: b = "Wage"
        Case 3: b = "Kliwon"
        Case 4: b = "Legi"
    End Select
   
    'bintang
    Select Case bln
        Case 1: c = IIf(tgl <= 19, "Capricorn", "Aquarius")
        Case 2: c = IIf(tgl <= 19, "Aquarius", "Pisces")
        Case 3: c = IIf(tgl <= 20, "Pisces", "Aries")
        Case 4: c = IIf(tgl <= 20, "Aries", "Taurus")
        Case 5: c = IIf(tgl <= 21, "Taurus", "Gemini")
        Case 6: c = IIf(tgl <= 21, "Gemini", "Cancer")
        Case 7: c = IIf(tgl <= 21, "Cancer", "Leo")
        Case 8: c = IIf(tgl <= 21, "Leo", "Virgo")
        Case 9: c = IIf(tgl <= 22, "Virgo", "Libra")
        Case 10: c = IIf(tgl <= 23, "Libra", "Scorpio")
        Case 11: c = IIf(tgl <= 22, "Scorpio", "Sagitarius")
        Case 12: c = IIf(tgl <= 22, "Sagitarius", "Capricorn")
    End Select
   
    'shio
    Select Case thn - ((Int(thn / 12) * 12))
        Case 0: d = "Kera"
        Case 1: d = "Ayam"
        Case 2: d = "Anjing"
        Case 3: d = "Babi"
        Case 4: d = "Tikus"
        Case 5: d = "Lembu"
        Case 6: d = "Macan"
        Case 7: d = "Kelinci"
        Case 8: d = "Naga"
        Case 9: d = "Ular"
        Case 10: d = "Kuda"
        Case 11: d = "Domba"
    End Select
   
    txtHari.Text = a & " " & b
    txtBintang.Text = c
    txtShio.Text = d
End Sub

Jalankan program, dan hasilnya seperti gambar dibawah :
Untuk yang malas ngetik Source Codenya, silahkan download Aplikasinya di sini.

Membuat menu dengan menggunakan TreeView di VB 6.0

Untuk temen - temen yang lagi belajar Visual Basic 6.0 khususnya yang suka membuat tampilan program yang tak biasa (sedikit unik) ini saya kasih source code membuat menu samping dengan menggunakan TreeView..
Silahkan download disini.

Sunday, May 13, 2012

Makna Dibalik Lagu Gundul Pacul

Para pembaca kesepian-kita.blogspot.com yang asli Jawa pasti tidak asing dengan lagu Gundul-gundul pacul, lagu yang sering dinyanyikan ketika bersama teman-teman sekolah. Nah, tahukah kalian bahwa uniknya, lagu ini memiliki makna yang sangat dalam.

Liriknya adalah demikian :

Gundul gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul ngglimpang
segane dadi sak latar…

Tembang Jawa ini diciptakan tahun 1400 an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.

Gundul adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang.
Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala.
Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.

Sedangkan pacul: adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat.
Pacul adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.
Gundul pacul artinya: bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas).
Artinya bahwa: kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal, yaitu:
bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.

1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2.Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.

Gembelengan artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.
Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat. Tetapi dia malah:

1. menggunakan kekuasaannya sebagai kemuliaan dirinya.

2. Menggunakan kedudukannya untuk. berbangga-bangga di antara manusia.

3. Dia menganggap kekuasaan itu karena kepandaiannya.

Nyunggi wakul artinya: membawa bakul (tempat nasi) di kepalanya.Banyak pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah penting membawa bakul dikepalanya.

Wakul adalah simbol kesejahteraan rakyat.

Kekayaan negara, sumberdaya, Pajak adalah isinya. Artinya bahwa kepala yang dia anggap kehormatannya berada di bawah bakul milik rakyat.

Kedudukannya di bawah bakul rakyat.
Siapa yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa bakul atau pemilik bakul?

Tentu saja pemilik bakul.
Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya.
Dan banyak pemimpin yang masih gembelengan (melenggak lenggokkan kepala dengan sombong dan bermain-main).
Akibatnya, Wakul ngglimpang segane dadi sak latar Bakul terguling dan nasinya tumpah ke mana-mana.
Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya akan tumpah ke mana-mana. Dia tak terdistribusi dengan baik. Kesenjangan ada dimana-mana. Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa dimakan lagi karena kotor. Maka gagallah tugasnya mengemban amanah rakyat.

Nah, sekarang mengerti kan makna dibalik lagu gundul pacul? Semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua.


Sumber: http://www.yaiyalah.net/2012/04/makna-dibalik-lagu-gundul-pacul.html#ixzz1ungLhzTB

Anak Perempuan Lebih Gampang Sakit Karena Terlalu Bersih

Anak perempuan biasanya lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain boneka di dalam rumah, sedangkan anak laki-laki lebih suka main sepak bola di lapangan bersama teman-temannya.

Kebiasaan bermain di area yang bersih tersebut ternyata membuat anak perempuan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah daripada anak laki-laki.

Menurut hipotesis kebersihan di negara barat, penyakit yang umumnya terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang buruk termasuk asma, alergi, dan rheumatoid arthritis mungkin disebabkan oleh seseorang yang hidup di lingkungan yang terlalu bersih.

Sedangkan negara-negara bagian timur yang umumnya memiliki tingkat sanitasi yang masih buruk dan tingkat kebersihan yang lebih rendah, memiliki penduduk yang memiliki sistem imun yang kuat.

Jika seseorang telah beberapa kali terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman, maka tubuh secara otomatis akan membentuk perlindungan.

Ketika kuman yang sama datang menyerang lagi, sistem imun tubuh telah akrab dengan kuman tersebut dan akan kebal terhadap penyakit.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Sharyn Clough, yang diterbitkan dalam jurnal Social Science and Medicine, menyatakan berdasarkan data mengenai hipotesis kebersihan, penyakit karena lemahnya kekebalan tubuh seseorang dapat disebabkan oleh perilaku masa kecilnya meliputi aspek-aspek perilaku dan psikologis.

"Anak perempuan cenderung berpakaian lebih bersih dan lebih suka bermain di dalam ruangan daripada anak laki-laki. Permainan anak perempuan juga lebih sering diawasi oleh orang tuanya," kata Clough seperti dilansir dari health, Minggu (13/5/2012).

Sehingga ada perbedaan yang signifikan dalam jenis dan jumlah kuman pada anak perempuan dan anak laki-laki, dan ini mungkin menjelaskan beberapa perbedaan kesehatan antara pria dan wanita. Wanita cenderung lebih lemah dan mudah sakit dibanding pria.


Sumber : http://health.detik.com

Wednesday, May 9, 2012

BUDIDAYA KACANG TANAH

I. PENDAHULUAN
Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
PT. NASA berusaha berperan meningkatkan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan ( Aspek K - 3 ).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
b. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
c. Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
d.Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

2.2. Media Tanam
a. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
b. pH antara 6,0-6,5.
c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
d. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

2.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
a. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e. Kadar air benih berkisar 9-12 %.

3.1.2. Penyiapan Benih
Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.

3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.

3.2.2. Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.

3.2.3. Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.

3.2.4. Pemberian Natural GLIO
Untuk mencegah terjadinya serangan jamur berikan Natural GLIO. Pengembangbiakan Natural GLIO dengan cara: 1-2 sachet Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik) . Pemberian Natural GLIO pada sore hari.

3.2.5. Pemberian Pupuk Makro dan SUPER NASA
Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:
a. Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
b. Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.
c. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1-2 botol (500-1000 cc) diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10-20 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA.

Adapun cara penggunaan SUPER NASA sbb :
alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram + 10 meter bedengan.

Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.

3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.

3.3.3. Perendaman Benih dengan POC NASA
Pilih benih yang baik dan agar benih dapat berkecambah dengan cepat dan serempak, benih direndam dalam larutan POC NASA (1-2 cc/liter air) selama + 0,5 1 jam.

3.3.4. Cara Penanaman
Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).

3.4.2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong.
Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.

3.4.3. Pemberian POC NASA dan HORMONIK
Penyemprotan POC NASA dilakukan 2 minggu sekali semenjak berumur 1-2 minggu (4-5 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan.

3.4.5. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau dapat diberikan mulsa (jerami dan lain-lain). Saat berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan.

3.4.6. Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
b. Ulat Penggulung Daun
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
c. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
d. Ulat Jengkal (Plusia sp)
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
e. Kumbang Daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.

3.5.2. Penyakit
a. Penyakit layu atau “Omo Wedang”
Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan menggunakan Natural GLIO.
b. Penyakit sapu setan
Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.
c. Penyakit Bercak Daun
Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan Natural GLIO di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.
d. Penyakit Gapong
Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.
e. Penyakit Sclerotium
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
f. Penyakit Karat
Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

3.6. Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
a) Batang mulai mengeras.
b) Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.


http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kacang-tanah.html

BUDIDAYA JAGUNG

I. PENDAHULUAN
Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan ( Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Syarat benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).

B. Pengolahan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.

C. Pemupukan

Catatan : akan lebih baik pupuk dasar menggunakan SUPER NASA dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 lt air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : 1 gembor (10-15 lt) beri 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 m bedengan.

D. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
a. Tumpang sari ( intercropping ),
melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ):
pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) :
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

2. Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Panen <>E. Pengelolaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

3. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.

4. Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

F. Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.

2. Penyakit
a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan GLIO

b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO

c. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.

d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA .

e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

G. Panen dan Pasca Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.

2. Cara Panen
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.

3. Pengupasan
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.

4. Pengeringan
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.

5. Pemipilan
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.

6. Penyortiran dan Penggolongan
Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan.

Sumber : http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-jagung.html

Tuesday, May 8, 2012

Biar Otak Cepat Nyambung di Pagi Hari

Saat memulai kegiatan pertama di pagi hari, kadang otak belum siap untuk beraktivitas. Untuk itu ketahui hal-hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mengaktifkan otak di pagi hari.

Sebuah studi yang dipimpin oleh peneliti Richard Harris dari University of Michigan menemukan rangsangan titik-titik tertentu di tubuh bisa meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi kelelahan.

Beberapa kegiatan lain juga bisa membantu otak untuk aktif di pagi hari, seperti dikutip dari Livestrong, Selasa (27/12/2011) yaitu:

1. Memiliki pola tidur yang baik
Usahakan untuk pergi dan bangun tidur di waktu yang sama setiap harinya. Selain itu membentuk rutinitas santai sebelum tidur juga bisa membantu seperti mandi air hangat, menyikat gigi, membaca buku serta tidur di ruangan yang gelap dan tenang.

2. Menggerakkan jari-jari kaki ke berbagai arah
Menggerakkan jari-jari kaki ke berbagai arah sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari, misalnya ke atas dan ke bawah kemudian menggerakkan jempol kaki. Hal ini membantu mengaktifkan saraf yang merangsang otak dan aktivitas otak. Serta meningkatkan keseimbangan dan korrdinasi.

3. Berjalan-jalan di pagi hari
Berjalan bisa meningkatkan denyut nadi, laju pernapasan dan meningkatkan sirkulasi darah sehingga memberikan lebih banyak oksigen dan darah yang kaya akan nutrisi mengalir ke otak.

Hal ini karena saat berjalan, kaki tidak memerlukan oksigen dan sumber nutrisi yang banyak seperti halnya aktivitas lain yang berat, sehingga meningkatkan produksi energi dan membuang limbah seluler yang terakumulasi dalam sel-sel otak.

4. Merangsang 5 titik akupresure di tubuh
Mulailah dengan memberikan tekanan ringan pada mahkota kepala, lalu tekan sisi ibu jari yang menghadap ke jari telunjuk, tekan bagian bawah tempurung lutut pada permukaan luar tabia yang merupakan tulang kaki yang besar.

Lalu gerakan pergelangan kaki dan jari kaki ke bagian bawah dan memijat telapak kaki bagian bawah yang mulai melengkung, dan terakhir memberikan sedikit tekanan pada kedua sisi bagian atas tulang belakang yang menempel di dasar tengkorak.

sumber: detikhealth.com

Tuesday, May 1, 2012

Cara Mendeteksi Kesehatan Lewat Senyuman

Berdirilah di depan cermin dan tersenyumlah lebar-lebar. Apakah senyum Anda terlihat sehat? Dari senyuman, Anda sebenarnya bisa melihat bagaimana kondisi kesehatan tubuh.

Jadi, buka mulut sekarang dan perhatikan secara detil, mulai dari lidah, gigi, hingga bibir. Seperti dilansir dari realage.com, ada beberapa kondisi yang bisa mengindikasikan kalau Anda mengalami masalah kesehatan. Untuk mendeteksinya lakukan saja empat hal berikut.

1. Julurkan lidah
Gejala kekurangan zat besi, lemahnya tiroid atau infeksi jamur seperti sariawan dapat terlihat pada lidah Anda. Jika Anda kekurangan zat besi, lidah mungkin akan terlihat sedikit meradang. Sementara, jika kerja tiroid melemah, lidah akan terlihat menebal. Lalu, infeksi jamur ditandai dengan bercak-bercak putih.

2. Periksa mulut bagian dalam
Lihatlah lapisan selaput lendir dalam mulut dan bagian dalam bibir. Jika terdapat bercak putih atau abu-abu (leukoplakia) atau bercak merah (eritroplakia), bisa jadi Anda mengalami iritasi. Apabila terdapat luka seperti sariawan lebih dari 10 hari atau hilang dan muncul kembali terus menerus, bisa jadi tanda kekurangan vitamin, infeksi bakteri, atau bahkan penyakit inflamasi usus.

3. Perhatikan bibir
Mengalami kesemutan pada bibir atau terdapat gatal dan bintik merah? Bisa jadi Anda mengalami sakit dingin atau dikenal juga dengan demam blister.

4. Perhatikan Gusi
Gusi merah, bengkak, dan meradang bisa mengindikasikan banyak hal. Mungkin Anda menyikat gigi terlalu keras atau menggunakan sikat gigi dengan bulu yang terlalu kaku. Tapi, biasanya, gusi merah dan meradang adalah tanda klasik dari gingivitis atau radang gusi.

sumber: vivanews.com